Minggu, 15 Mei 2011

AKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN JAMAK

Aktivitas pembelajaran merujuk pada sistem pendidikan dalam menfasilitasi peserta didik untuk menjadi agen perubahan melalui pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dilakukannya sendiri serta memperoleh metode untuk belajar mandiri. Fondasi teori ini didasarkan pada teori Vygotsky tentang cultural historical theory, yang mengatakan  bahwa pendidikan membawa dampak pada pengembangan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan aktivitas pembelajaran adalah aktivitas atau kegiatan apa saja dari suatu individu yang dikelola dengan maksud untuk memperbaiki keterampilan, pengetahuan dan kompetensi.
            Teori aktivitas adalah seperangkat prinsip dasar yang merupakan sistem konseptual umum, dan bukan suatu teori yang bersifat prediktif. Prinsip-prinsip dasar teori aktivitas meliputi struktur hirarkis aktivitas, objek-orientedness, internalisasi/eksternalisasi, alat mediasi, dan pengembangan. Prinsip keterarahan objek (jangan dikacaukan dengan istilah pemrograman berorientasi objek) menyatakan bahwa manusia hidup dalam suatu realitas yang obyektif dalam arti luas: segala sesuatu yang dibangun bukan hanya sifat-sifat yang dianggap objektif menurut ilmu alam, melainkan secara sosial/ budaya dilihat juga sebagai sifat yang sama.
Teori aktivitas membedakan antara kegiatan internal dan eksternal. Teori Ini menekankan bahwa kegiatan internal tidak dapat dipahami jika mereka dianalisis secara terpisah dari kegiatan eksternal, karena mereka berubah menjadi satu sama lain. Internalisasi adalah transformasi dari kegiatan eksternal ke suatu kegiatan  internal. Internalisasi menyediakan sarana bagi orang untuk mencoba potensi interaksi dengan realitas tanpa melakukan manipulasi yang sebenarnya dengan benda nyata (simulasi mental, imajinasi, mempertimbangkan rencana alternatif, dll). Eksternalisasi mengubah aktivitas internal menjadi yang eksternal. Eksternalisasi sering diperlukan ketika sebuah tindakan diinternalisasi perlu diperbaiki. Hal ini juga penting ketika sebuah kolaborasi antara beberapa orang membutuhkan aktivitas yang akan dilakukan secara eksternal untuk dikoordinasikan.
Teori aktivitas menekankan bahwa aktivitas manusia dimediasi oleh alat-alat dalam arti luas. Alat diciptakan dan diubah selama pengembangan kegiatan itu sendiri dan terintegrasi  bersama budaya tertentu dari pengembangan yang dilakukan. Jadi, penggunaan alat adalah akumulasi dan transmisi pengetahuan sosial. Penggunaan alat mempengaruhi sifat dan perilaku eksternal serta fungsi mental individu.
Secara historis, teori aktivitas telah melintasi tiga generasi. Generasi pertama menggunakan pendekatan yang banyak diambil dari konsep Vygotsky tentang mediasi yang dalam hal ini digambarkan dalam bentuk segi tiga. Segi tiga ini merupakan cara di mana Vygotsky membawa bersama artefak budaya dengan tindakan manusia untuk mengangkat dualisme individu/sosial dengan maksud untuk mengkaji perkembangan individu. Generasi kedua difokuskan pada kajian artefak sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari fungsi manusia tetapi fokus kajian mediasi diarahkan pada hubungan dengan komponen-komponen lain dari sistem aktivitas.
Generasi ketiga diarahkan untuk mengembangkan peralatan konseptual dalam memahami dialog, berbagai perspektif, dan jaringan sistem aktivitas ketika berinteraksi. Dalam berinteraksi perlu memperhatikan keadaan dialog dan keragaman pandangan dalam rangka memperluas kerangka sistem generasi kedua. Pandangan tentang jaringan aktivitas di mana kontradiksi dan ketegangan terjadi dalam suatu definisi tentang motif dan objek aktivitas dapat mengarahkan analisis terhadap kekuatan dan pengontrolan dalam mengembangkan sistem aktivitas.
Dalam tulisan ini hanya menggambarkan bagaimana pola kerja system generasi ketiga dalam membentuk aktivitas manusia dalam menciptakan berbagai hasil yang berguna bagi kehidupan masyarakat pada umumnya. Untuk melihat lebih jelas tentang sistem aktivitas dapat digambarkan sebagai berikut.
Model Engestrom di atas berguna untuk memahami bagaimana berbagai faktor bekerja sama untuk mempengaruhi suatu aktivitas. Dalam rangka mencapai hasil yang baik perlu memproduksi objek tertentu (misalnya pengalaman, pengetahuan, dan produk-produk fisik) aktivitas manusia dimediasi oleh artefak (alat-alat yang digunakan, dokumen, resep, dll) Aktivitas ini dimediasi juga oleh organisasi, komunitas, masyarakat yang dalam hal ini adalah sekolah. Selain itu, sekolah dapat menggunakan peraturan yang mempengaruhi aktivitas. Subjek bekerja sebagai bagian dari sekolah untuk mencapai objek. Suatu aktivitas yang biasanya juga dilengkapi dengan pembagian kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar